Gas Metana Jadi Ancaman: Kenali Cara Mengurangi Sampah Organik

Search

Share This Post

KCI berkolaborasi dengan ZSL ( Zological Society of London) untuk pengelolaan sampah taman sembilang & kelola sendang, Banyuasin, Sumatera Selatan

    “Sepanjang 2023 kami mencatat 35 TPA terbakar yang mayoritas akibat gas metana” ujar Rosa Vivien Ratnawati (Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3), Rabu (24/1/2024) (Sumber: Radio Republik Indonesia)

    Pernyataan di atas membuktikan bahwa gas metana bukan hal yang bisa diabaikan, tetapi merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan. Gas metana berasal dari tumpukan sampah yang bertambah setiap harinya.

    Selain pemerintah yang bertugas mengatur strategi pengelolaan sampah di TPA, masyarakat sendiri memiliki peran penting dalam penanggulangan penumpukan sampah. Minimnya informasi menjadi salah satu faktor menumpuknya sampah di TPA. Lalu bagaimana cara kita dapat mengurangi tumpukan sampah?

    Saat ini semua informasi dapat diakses melalui dunia digital. Systogreen merupakan pusat edukasi yang berfokus pada pengolahan limbah organik. Ada informasi baru setiap minggunya untuk dijadikan referensi tentang bagaimana cara mengolah sampah organik dengan baik dan benar.

    Selain dapat mengurangi penumpukan sampah di TPA, pengelolaan sampah organik dapat memberikan kita banyak manfaat. Contohnya adalah limbah organik yang diubah menjadi media tanam dan kompos (pupuk organik).

    Tumpukan kertas harus dihancurkan dengan mesin agar berubah menjadi bubur kertas. Setelah itu bubur kertas dimasukan ke dalam mesin cetak. Hasil yang diperoleh dari mesin cetak berupa karpet telur.

    Dikarenakan hasil diperoleh dalam jumlah yang masif, diperlukan tenaga kerja untuk memindahkannya ke tempat penyimpanan sekaligus untuk memeriksa kualitas sesuai dengan standar yang ditentukan.

    Disinilah peluang kerja terbuka lebar untuk ibu-ibu, remaja, bapak-bapak hingga penyandang disabilitas. Tentunya ini dapat menambah penghasilan yang diperlukan untuk kebutuhan sehari-hari.

    a. Media Tanam

    Mengubah limbah organik menjadi media tanam merupakan cara yang solutif untuk mengurangi tumpukan sampah. Langkah - langkah membuat media tanam dari limbah organik :
    1. Pastikan sampah organik sudah dipilah terlebih dahulu
    2. Siapkan bedengan tanah dengan pembatas bedeng di sekelilingnya
    3. Tuangkan sampah organik di atas bedengan tanah
    4. Semprotkan Greenator pada sampah organik secara merata sesuai ketentuan
    5. Lebih baik jika ditambahkan bahan pendukung seperti kotoran hewan atau sekam padi sebagai penyeimbang unsur hara
    6. Pastikan kembali Greenator telah merata
    7. Tanpa menunggu sampah hancur, media tanam siap digunakan saat itu juga
    8. Bibit sayuran yang telah disemai dapat langsung ditanam
    Greenator adalah katalisator yang berfungsi untuk mempercepat pembusukan sampah organik, mempercepat pemulihan tanah yang rusak, menghilangkan bau, serta meningkatkan kualitas dan kuantitas tanaman hijau.

    b. Kompos (Pupuk Organik)

    Selain memberikan manfaat ekonomi jangka panjang, kompos bermanfaat sebagai penambah nutrisi tanah dan tumbuhan, serta dapat meningkatkan ketahanan pada iklim. Pembuatan kompos terbilang simpel namun memerlukan waktu yang lebih lama:
    1. Pastikan sampah organik sudah dipilah terlebih dahulu
    2. Siapkan lahan atau tanah
    3. Tuangkan sampah organik di atas tanah
    4. Semprotkan Greenator pada sampah organik secara merata sesuai ketentuan
    5. Penting untuk menambahkan bahan pendukung sebagai penyeimbang unsur hara
    6. Pastikan kembali Greenator telah merata
    7. Tunggu sampai 45 hari, pupuk kompos siap digunakan
    8. Dua contoh di atas merupakan cara untuk mengurangi jumlah limbah organik yang dihasilkan oleh setiap individu maupun kelompok. Dilakukan dengan tujuan meningkatkan pengelolaan limbah dan mengurangi limbah pangan per-kapita.

Limbah Hijau dari Cetakan Semai Bibit

    Petani cenderung masih menggunakan plastik untuk wadah semai bibit, tapi ternyata semai bibit dapat dibuat dari kertas daur ulang. Kertas yang menumpuk dapat dijadikan bubur kertas kemudian dicetak menjadi wadah semai bibit.
    Selain menghasilkan pangan, petani juga dapat menjaga kualitas tanaman. Dari pohon kembali menghasilkan pohon, ekosistem terjaga beriringan dengan limbah yang semakin berkurang. SDG’s 12 mendorong praktik berkelanjutan dengan membuat produk lebih ramah lingkungan.

    Kahuripan citra mendukung gerakan SDG’s 12 dengan cara mengubah kertas menjadi karpet telur dan wadah semai bibit. Mendaur ulang kertas dengan skala besar telah dilakukan selama kurang lebih 3 tahun.

    Kahuripan citra bersama PT. Telkomsel, PT. Wings Group dan mitra lainnya telah berpartisipasi mendukung produksi berkelanjutan yang berdampak ramah lingkungan. Kini saatnya perusahaan kamu berkontribusi!

Artikel Terkait

Navigation